Sabtu, 23 Januari 2016

WAJAHNYA BAK BULAN PURNAMA ( M.A.V~313 )

Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Ishaq Al-Hamadani dari seorang perempuan Hamadan yang disebut namanya oleh Abu Ishad, perempuan ini mengatakan; aku menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah SAW beberapa kali. Aku melihat beliau menaiki unta beliau saat tawaf mengelilingi Ka'bah, beliau memegang tongkat, beliau mengenakan dua pakaian burdah berwarna merah, rambut beliau nyaris menyentuh bahu beliau, begitu melewati Hajar beliau menyentuhnya dengan tongkat, kemudian beliau mengangkat tongkat ke mulut beliau lantas menciumnya.

Abu Ishaq mengatakan; aku katakan kepadanya; buatlah perumpamaan bagi beliau SAW. Ia mengatakan, "Seperti bulan di malam purnama, aku belum pernah melihat sebelum tidak pula setelahnya sosok yang seperti beliau."

Begitu tiba di Madinah, beliau SAW disambut oleh penduduk Madinah dengan lantunan nasyid :


طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا مِنْ ثَنِيَاتِ الْوَدَاعِ
وَجَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا مَا دَعَا لِلهِ دَاعٍ
أَيُّهَا اْلمَبْعُوْثُ فِيْنَا جِئْتَ بِاْلأَمْرِ اْلمُطَاعِ

Telah terbit bulan purnama bagi kami
Dari tempat peraduannya
Kita wajib mensyukuri
Selama masih ada yang menyeru kepada Allah
Wahai sosok yang diutus di antara kami
Engkau datang dengan membawa perintah yang dipatuhi

Wajah beliau SAW yang memancarkan cahaya dan menyiratkan berbagai makna serta rahasia merupakan petunjuk yang sangat terang dan indikasi yang tegas bahwa beliau adalah utusan Allah yang sebenar-benarnya, tidak ada orang mengingkarinya kecuali bersumber dari hati yang kotor dan tidak dapat menerima kemulian yang nyata.

Ya Allah izinkan kami melihat keindahan wajah yang akan membahagiakan siapapun yg memandangnya, dengan pandangan pengagungan pada beliau SAW.

اللهم صل وسلم وكرم وعظم وترحم وتحنن على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه و سلم

CONTOH KONKRET KEINKONSISTENAN (PLIN-PLAN) WAHABI-SALAFI-TAKFIRI ( Abu Hasan~313 )

Dalam muqodimah kitab Al-Khuthob Al-Mimbariyah , Muhammad Bin Abdul Wahhab (Pengasas Wahhabi) menulis shalawat dengan redaksi sebagai berikut:

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺪﻙ ﻭﺭﺳﻮﻟﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻫﻢ ﺑﻬﺪﻳﻪ ﻣﺴﺘﻤﺴﻜﻮﻥ ، ﻭﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ .‎

Dalam muqadimah kitab Syarah Manzhumah Al-Qawa’id Wal Ushul,
Utsaimin menulis shalawat dengan redaksi sebagai berikut:

ﻓﺼﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﻣﻦ ﺗﺒﻌﻬﻢ ﺑﺈﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ .

Dalam muqadimah kitab Ahkamun Nisa’, Al-bani menulis shalawat dengan redaksi sebagai berikut:

ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺃﺭﺳﻠﻪ ﻫﺎﺩﻳًﺎ , ﻭﺑﺸﻴﺮًﺍ , ﻭﻧﺬﻳﺮًﺍ

Muqaddimah Kitab ar-Raddu al-Mufhim syekh Rabi' al-Madkhali bershalawat;

والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن اتبع هداه

Bahkan masing2 syekh wahabi yang paling getol mengoreksi bid'ah seperti muqbil, dan dai2 mereka yg berada di luar dan dlm negeri mumpunyai redaksi shalawat yg berbeda2.

Dari semua bukti yang ada kita dapat mengambil kesimpulan bahwa mereka wahabi-salafi-takfiri tidak sportiv, kaidah segala ibadah harus ada contoh dari Rasulullah hanya berlaku pada amalan orang lain, adapun amalan mereka tidak perlu memakai kaidah apa pun.

Maka terlihat sangat konyol pernyataan wahabi amatir seperti para pembicara di tv/radio RODJA, dan juga acara yang diadakan di masjid istiqlal yang berjudul negeriku bershalawat, si syafiq basalamah menganggap pengarang shalawat tibbul qulub dan alfatih adalah orang jahil, karena tidak dicontohkan oleh Nabi, padahal mereka para ulama amilin, namun karena shalawat yang mereka baca tidak sama dengan shalawat Ibnu AbdulWahhab, Bin Baz, al-Bani, Utsaimin dll maka dianggap jahil dan bid'ah.

Dan shalawat wahabi dan segala redaksinya tetap dianggap baik walaupun tidak sama dengan shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Kesimpulannya adalah wahabi-salafi-takfiri Inkonsisten dengan kaidah yang mereka buat sendiri alias plin-plan.

Ajakan untuk kembali pada Alquran dan hadits itu hanya cara mereka mengelabuhi orang2 awam, bahwa wahabi-salafi lah yang berpegang tuguh pada Alquran dan hadits, adapun diluar mereka adalah para penyimpang, padahal mereka lah yg menyimpang dengan menafsirkan kalam Allah dan Rasulullah SAW sesuai selera nafsu takfiri, dan naluri penyesatan.

والله اعلم...

Senin, 18 Januari 2016

KEINKONSISTENAN (PLIN-PLAN) WAHABI ( Abu Hasan-313 )

Meminta dalil dalam setiap amalan, sehingga masalah ijtihadiyah pun mereka tanyakan dalilnya. Namun wahabi-salafi-takfiri ini akan diam seribu bahasa ketika kita tuntut untuk membawakan dalil tentang amalan mereka.

Contoh pertama:
Redaksi shalawat yang sering kita baca bersama baik dalam khutbah jum'at, penutup doa khatam Alquran dalam witir ramadhan oleh para syekh dan Imam masjidil haram, atau buka buku karya umat Islam tidak terkecuali karya para Imam takfiri seperti Utsaimin, al-bani, bin Baz dll, kita akan dapati sighahnya adalah

اللهم صل على محمد وعلى اله وصحبه وسلم

Bukan kah shalawat seperti ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW?
Tidak ada riwayat menambahkan وصحبه dalam hadits yang shahih, pertanyaan sederhana saja mengapa hal ini tidak dianggap bid'ah padahal shalawat adalah ibadah?
Ibadah harus dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah!

Bukankah tambahan sayyidina سيدنا dianggap bid'ah karena Rasulullah tidak melakukannya?
Mengapa tambahan وصحبه tidak dianggap bid'ah? Inilah inkonsisten alias plin plan.

Apa hanya dengan pertanyaan yang ilmiah ini kalian akan menuduh kami adalah syi'ah? Seperti kebiasan wahabi-takfiri menuduh serampangan semua orang yang menentang pendapat mereka.



Adapun jawaban kami Ahlusunnah adalah, tambahan وصحبه adalah qiyas begitu menurut Syekh Abdullah al-Lahji RA.

Contoh kedua:
Tidakkah masalah aqidah kita harus mengambil langsung dari Rasulullah SAW tidak boleh berijtihad dalam masalah ini?
Pertanyaannya adalah pembagian tauhid rububiyah dan uluhiyyah yang disakralkan oleh wahabi-sakafi-takfiri bukankah itu semua adalah bid'ah dhalalah?
Karena Nabi Muhammad tidak mengklasifikasi tauhid semacam ini, begitu juga sahabat dan tabi'in. Jangankan berdalil dengan hadits yang shahih, hadits dhaif pun tidak akan pernah bisa mereka buktikan! Bahkan lewat mimpi para sahabat atau orang shalih juga tidak ada!

Lalu mengapa salafi-takfiri tidak mau merenung bahwa aqidah kalian sangat lah rapuh, namun kalian lebih senang membid'ahkan dan sibuk mengakfirkan orang lain padahal masih banyak hal yang belum terjawab terkait keyakinan wahabi-salafi-takfiri yang sangat mendasar.

TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH PEMICU TAKFIRI DAN TERORIS Abu Hasan~313

Seperti jamur dimusim hujan yang selalu tumbuh sehingga membuat seluruh umat Islam dan para pemimpin bingung mengahadapi teroris takfiri. Sebagian kelompok mengambil kesempatan dengan adanya teroris untuk mendiskreditkan Islam, sebagian yang lain menawarkan pemahaman Islam yang moderat bahkan sampai melanggar norma agamanya sendiri.

Seorang pakar ilmu hadits yang keilmuannya sangat dikenal oleh para ulama diseluruh dunia, karyanya sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam ilmu hadits, beliau adalah as-Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki mengatakan dalam buku yang berjudul al-Ghuluw, bahwa penyebab terbesar keberadaan teroris takfiri ini adalah metode pendidikan yang salah.

Materi ilmu aqidah TRILOGI tauhid dengan membagi menjadi tiga, yaitu tauhid RUBUBIYYAH, ULUHIYYAH SERTA ASMA WA SHIFAT adalah pemicu terbesar menjadikan orang2 bodoh sebagai ekstrimis takfiri. Pembagian tauhid ini adalah alat paling jitu untuk mengkafirkan siapapun yang tidak sesuai dengan aqidah mereka.

Sesungguhnya trilogy tauhid wahabi ini tidak pernah ada pada zaman Rasulullah SAW, sahabat, tabi'in dan generasi setelahnya.
Tauhid bid'ah made in Ibnu Taimiyah ini di patenkan oleh wahabi sebagai panduan tunggal, seolah2 Allah lah yang menurunkan bid'ah trilogy tauhid ini, oleh karenanya setempel kafir dan musyrik serta halal darah bagi siapapun yang menentang pembagian tauhid bid'ah ala wahabi. Hasilnya kita bisa saksikan sekarang, betapa nyawa seorang muslim tidak berharga lagi, pembantaian muslimin oleh ISIS dan sekte sempalannya adalah hasil dari pelajaran tauhid yg salah itu.

Dengan ini kita harus berhati2 mengontrol buku pelajaran anak2 kita, perhatikan buku aqidahnya, jangan sampai orang2 yang kita sayangi menjadi takfiri yang akan menghalalkan darah saudaranya sesama muslimin seperti yang kita saksikan di Iraq, Suria bahkan sudah merambah ke Indonesia. Jika kita dapati materi buku aqidah adalah RUBUBIYYAH, ULUHIYYAH maka cepat selamatkan anak kita dan segera keluar dari pendidikan semacam itu sebelum terlambat.

Ketegasan pemerintah untuk melarang pemahaman ini membesarkan dirinya adalah langkah paling efektif dalam menanggulangi penyebaran teroris, menutup media mereka seperti radio dan tv dll akan sangat menekan pemahaman radikal takfiri.

Semoga Allah menjaga kita dan keluarga kita semua dari kehancuran aqidah, jangan sampai mereka menjadi mesin pembunuh saudara sendiri lalu menganggap kejahatan itu sebagai jihad untuk meraih tiket ke surga.

Jumat, 15 Januari 2016

SAYYIDINA MUHAMMAD MANUSIA SEMPURNA ( M.A.V ~313 )

Jika orang dicintai karena kedermawanannya, keberaniannya, kesantunannya, ilmunya, ketawaduannya, ibadah dan ketakwaannya, kezuhudan dan kesahajaannya, kesempurnaan akanya, atau pemahamannya yang cepat, keindahan adabnya, kebaikan akhlaknya, kefasihan tutur katanya, kebaikan pergaulannya, banyaknya kebajikan dan kebaikannya, empati dan rasa sayangnya, atau sifat-sifat kesempurnaan lainnya, lantas bagaimana jika sifat-sifat yang sempurna ini dan lainnya telah merasuk ke dalam jiwa dan terhimpun pada satu sosok orang, dan terwujud pula pada dirinya sifat-sifat kesempurnaan dan kebaikan-kebaikan yang sempurna dengan wujud yang paling sempurna.

Ketahuilah bahwa sosok itu adalah pemuka paling mulia sayyidina Muhammad SAW. Beliaulah sosok yang menghimpun berbagai sifat kesempurnaan dan karakteristik yang baik. Allah SWT menganugerahkan bentuk fisik yang agung kepada beliau, dan pembawaan diri yang mulia, serta menyematkan berbagai macam kebaikan dan kebanggan pada diri beliau, di mana setiap orang yang mengungkapkan tentang jati diri beliau mengatakan; tidak pernah terlihat sebelum dan sesudahnya sosok yang seperti beliau.

Sayyidina Al-Hasan bin Ali RA mengatakan; aku bertanya kepada pamanku, Hind bin Abu Halah – ahli dalam menyampaikan riwayat – tentang keindahan tampilan Nabi SAW di mana aku sangat menginginkan agar ia menyampaikan sesuatu kepadaku hingga aku dapat menjadikannya sebagai kenangan yang senantiasa aku ingat. Ia menuturkan, "Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat agung, wajahnya bersinar seperti sinar bulan di malam purnama."


اللهم ارزقنا رؤية حبيبك المصطفى في الدنيا والآخرة

Semoga kita bisa memandang beliau di dunia dan akhirat...