Sabtu, 05 Desember 2015

BERBAGI TUGAS MENJAGA KESUCIAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH ( M.A.V~313 )

Jika para pejuang perusak aqidah Ahlusunnah bekerja begitu serius, seperti WAHABI, SYI'AH dan JIL seharusnya kita lebih serius membela kebenaran ini.

Coba perhatikan cara kerja wahabi dengan didukung dana yang besar, mereka bisa banyak berbuat mencetak ustadz-ustadz muda yang pandai berdalil, walau materi yang dibawa tidak akan lebih dari bid'ah, syirik, takfir. Namun cara ini cukup mengelabui awam yang haus akan dalil merasa terpuaskan dengan doktrin dan dalil yang sebenarnya menurut ahli ilmu sangat tidak nyambung.

Cara Kedua adalah merubah dan mengoreksi kitab para ulama, lalu disesuaikan dengan selera salafi, seperti kitab tafsir ash-Shawi, Riyadhushsholihin, al-Adzkar, al-Bidayah wa an-Nihayah dan 

lain - lain.

Pengkhianatan dalam menukil ilmu ala wahabi salafi tidak boleh kita anggap remeh, karena untuk beberapa tahun kedepan mungkin mereka lebih PEDE ketika banyak kitab ulama Aswaja yang diterbitkan oleh banyak penerbit wahabi yang telah dimodifikasi, akan lebih dominan dari pada kitab aslinya. Salafi wahabi tidak merasa berdosa ketika merubah judul, bab dan isi kitab dengan dalih menyelamatkan TAUHID.

Hal ini akan lebih mempersulit anak-anak kita dalam mencari kebenaran. Sudah saatnya kita mengantisipasi dengan mengumpulkan kitab-kitab asli bersekala nasional atau internasional demi keselamatan aqidah dari tangan-tangan kotor.

Cara Ketiga yang dilakukan wahabi salafi adalah membuat cerita bohong, bahwa para imam yang tidak sesuai dengan mereka pada akhir umurnya kembali kejalan yang benar, jalan salaf salih ala wahabi, yang dahulu menghalalkan tawasul menjadi mengaharamkan, yang merayakan maulid menjadi membid'ahkan dan seterusnya.


Yang mereka anggap taubat kejalan mereka seperti Imam Abul Hasan Asy'ari dan Imam Nawawi dan lain - lain.

Memang kelebihan dakwah wahabi ini adalah mendakwahi orang yang masih hidup dan yang sudah mati.

Cara Keempat adalah mereka pakai nama para Imam Aswaja untuk nama yayasan, sekolah dan penerbit untuk menipu kalangan awam, nama yang sering dicatut adalah Imam Syafi'i karena mayoritas umat Islam Indonesia bermadzhab Syafi'i.

Ayo bela aqidah kita, minimal kita tidak menambah berat perjuangan yang sudah ada, mari tunjukkan :


1. tunjukkan majelis aswaja bukan majlis badut berisi pelawak yang berbicara mesum dan cabul.

2. bukan juga majelis yang dipenuhi asap rokok sambil mendengar shalawat.

3. bukan majlis para pendongeng membawa hadits palsu.

4. bukan majlis dukung mendukung partai yang akhirnya merugikan umat Islam.

Dengan segala pelanggaran diatas, kita turut memberi umpan pagi para perusak aqidah Ahlusunnah untuk menyerang rumah kita sendiri.

Alangkah indah majlis-majlis Aswaja dipenuhi dengan ilmu dan adab, sebagaimana para pendahulu kita.


Insya-Allah dengan mencontoh salaf kita akan diberi kejayaan seperti yang telah Allah berikan pada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar