Senin, 18 Januari 2016

KEINKONSISTENAN (PLIN-PLAN) WAHABI ( Abu Hasan-313 )

Meminta dalil dalam setiap amalan, sehingga masalah ijtihadiyah pun mereka tanyakan dalilnya. Namun wahabi-salafi-takfiri ini akan diam seribu bahasa ketika kita tuntut untuk membawakan dalil tentang amalan mereka.

Contoh pertama:
Redaksi shalawat yang sering kita baca bersama baik dalam khutbah jum'at, penutup doa khatam Alquran dalam witir ramadhan oleh para syekh dan Imam masjidil haram, atau buka buku karya umat Islam tidak terkecuali karya para Imam takfiri seperti Utsaimin, al-bani, bin Baz dll, kita akan dapati sighahnya adalah

اللهم صل على محمد وعلى اله وصحبه وسلم

Bukan kah shalawat seperti ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW?
Tidak ada riwayat menambahkan وصحبه dalam hadits yang shahih, pertanyaan sederhana saja mengapa hal ini tidak dianggap bid'ah padahal shalawat adalah ibadah?
Ibadah harus dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah!

Bukankah tambahan sayyidina سيدنا dianggap bid'ah karena Rasulullah tidak melakukannya?
Mengapa tambahan وصحبه tidak dianggap bid'ah? Inilah inkonsisten alias plin plan.

Apa hanya dengan pertanyaan yang ilmiah ini kalian akan menuduh kami adalah syi'ah? Seperti kebiasan wahabi-takfiri menuduh serampangan semua orang yang menentang pendapat mereka.



Adapun jawaban kami Ahlusunnah adalah, tambahan وصحبه adalah qiyas begitu menurut Syekh Abdullah al-Lahji RA.

Contoh kedua:
Tidakkah masalah aqidah kita harus mengambil langsung dari Rasulullah SAW tidak boleh berijtihad dalam masalah ini?
Pertanyaannya adalah pembagian tauhid rububiyah dan uluhiyyah yang disakralkan oleh wahabi-sakafi-takfiri bukankah itu semua adalah bid'ah dhalalah?
Karena Nabi Muhammad tidak mengklasifikasi tauhid semacam ini, begitu juga sahabat dan tabi'in. Jangankan berdalil dengan hadits yang shahih, hadits dhaif pun tidak akan pernah bisa mereka buktikan! Bahkan lewat mimpi para sahabat atau orang shalih juga tidak ada!

Lalu mengapa salafi-takfiri tidak mau merenung bahwa aqidah kalian sangat lah rapuh, namun kalian lebih senang membid'ahkan dan sibuk mengakfirkan orang lain padahal masih banyak hal yang belum terjawab terkait keyakinan wahabi-salafi-takfiri yang sangat mendasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar