Rabu, 11 November 2015

BENARKAH MENJADI AHLUSUNNAH HARUS BERFAHAM EKSTREM WAHABI ??? !!!! (Abu Hasan~313)

Abdul Wahhab Bin AbdurRahman Bin Rustum tahun 211.H dialah pemimpin wahabi menurut salafi wahabi, jadi menuduh pengikut Muh bin Abdul Wahhab orang Najd itu sebagai wahabi adalah salah sasaran. 

Penamaan wahabi saja tidak benar karena yang benar seharusnya Muhammadi bukan wahabi, karena menisbahkan pada ayah-nya AbdulWahhab. Begitu kurang lebih argument wahabi untuk melepas diri dari label wahabi, mereka punya banyak nama lain yaitu salafi, ahlul hadits, anshor tauhid dan Ahlusunnah itu nama yang mereka inginkan agar faham ini terlihat menarik.

Dalam bahasa Arab penamaan wahabi utk pengikut Muh bin AbdulWahhab itu sah dan benar, menisbahkan seorang pada ayah dan kakek itu dibenarkan dlm bahasa arab, sebagai contoh pengikut Muhammad bin Idris as-Syafi'i adalah Syafi'i. Pengikut Imam Ahmad Bin Hanbal adalah Hanbali dst.

Jadi jangan sewot dong kalau pengikut Muh bin AbdulWahhab disebut wahabi?
Benarkah ulama Ahlusunnah tidak menamakan mereka sebagai wahabi ? Dan Syi'ah lah yang memberi nama itu?

Jawab : Para ulama Aswaja seperti Imam Ahmad Zaini Dahlan yang tinggal di Makkah, Imam Shawi, Imam Ibnu Abidin, Imam al-Kautsari, Imam Muhammad Zaki Ibrahim dll mereka 100% Ahlusunnah wal Jama'ah Asya'ri mereka bukan syi'ah bahkan mereka juga melawan syi'ah dalam banyak karya tulisnya.
Nah mereka pula yang menyebut istilah wahabi terhadap pengikut Muh bin AbdulWahhab an-Najdi. 

Menuduh yg me-labelkan wahabi adalah syi'ah itu cara wahabi agar dapat menuduh semua yang menentang wahabi adalah syi'ah. Maka mereka membentuk opini di masyarakat bahwa para habaib dan kyai yang menentang wahabi adalah syi'ah, agar mereka leluasa menyerang dan mendapat dukungan. 

Bohong besar jika wahabi menganggap kita aswaja adalah Ahlusunnah! Jangankan para habaib dan kyai, sekelas Iman al-muhaddits al-hafidz Nawawi dan Ibnu Hajar pun mereka ragukan bahwa mereka Ahlusunnah. 

Silahkan baca karya Pak Ustaimin yang berjudul (لقاء الباب المفتوح)
Liqo' al-bab al-maftuh hal 42/43," bahwa Nawawi dan Ibnu Hajar Ahlusunnah dalam masalah fiqih saja, adapun dari sisi bid'ah (terkait asma wa shifat) maka mereka berdua bukan Ahlusunnah secara mutlak. 
Dan masih banyak lagi pernyataan semacam ini dari para syekh wahabi salafi.

Lantas siapa Ahlusunnah, kalau bukan para Imam aswaja? 
Setelah nama salaf mereka rampas dari aswaja, sekarang mereka ambil paksa nama Ahlusunnah, ingat Ahlusunnah yang wahabi salafi maksud bukan Ahlusunnah yang diikuti oleh para Imam Aswaja seperti Imam Nawawi dan Ibnu Hajar as-Shuyuthi,
Imam Baihaqi dan Imam Subki. Namun Ahlusunnah yang sesuai selera wahabi salafi. 

Dan akhirnya untuk mengaku Islam pun kita harus lapor pada wahabi salafi, karena mereka lah yang memiliki legalisir pengesahan Islam dan Iman seseorang.
Coba baca kitab (نواقض الاسلام )nawaqidh al-islam, hal2 yang membatalkan Islam seseorang. Serta Kasyfu asy-Syubuhat karya Muh bin AbdulWahhab, dengan buku panduan ini disimpulkan, tidak ada seoarang muslim di muka bumi ini kecuali wahabi salafi. Tak ada yang berhak masuk surga kecuali wahabi salafi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar