Rasulullah SAW menyampaikan wasiat terkait wanita hingga
berulang-ulang dan menganjurkan agar kekeliruan-kekeliruan wanita
dimaafkan, karena kelemahan adalah hal yang fundamental pada dirinya.
Siapa yang menghendaki kesempurnaan dari wanita, maka sesungguhnya dia
menuntut hal yang mustahil, mengarungi alam khayalan, dan menyia-nyiakan
tenaga dan pikirannya, dan mengarahkan kehidupannya dalam kesulitan.
Hendaknya
berlaku bijak, elegan, dan pengertian terhadap berbagai kekeliruan
selama tidak melanggar ketentuannya. Hendaknya penyimpangannya diabaikan
dan kekhilafannya ditolerir, lantas sikapilah dengan bijak serta
nasihat yang baik.
Hendaknya dia dibimbing
sesuai dengan tuntutan keadilan dan kebajikan tanpa melanggar suatu
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Suami juga harus membentengi
diri dalam menyertainya di setiap keadaan dengan benteng kesabaran dan
kelapangan dada.
Rasulullah SAW bersabda,
"Ketahuilah, tunaikan wasiat kebaikan kepada kaum wanita. Sesungguhnya
mereka adalah tawanan pada kalian. Kalian tidak berwenang terhadap
mereka sedikit pun selain itu kecuali bila mereka melakukan perbuatan
yang keji dengan nyata. Jika mereka melakukan, maka lakukanlah pisah
ranjang dengan mereka, dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak
mencederai.
Jika mereka patuh kepada kalian,
maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.
Ketahuilah, sesungguhnya kalian memiliki hak yang harus mereka tunaikan,
dan istri-istri kalian pun memiliki hak yang harus kalian tunaikan.
Adapun hak kalian yang harus ditunaikan oleh istri-istri kalian adalah;
mereka tidak boleh memasukkan ke dalam ruang tidur kalian orang yang
tidak kalian sukai, dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang tidak
kalian sukai berada di dalam rumah kalian.
Ketahuilah,
hak mereka yang harus kalian tunaikan adalah kalian harus memperlakukan
mereka dengan sebaik-baiknya terkait pakaian dan makanan mereka."
HR Tirmidzi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar