Sabtu, 13 Februari 2016

KEKERASAN DAN LIBERAL BUKAN AJARAN RASULULLAH SAW ( M.A.V~313 )

Sumber akhlak kenabian yang agung memancarkan aliran dua sungai yang deras dan melimpah. Pertama adalah sungai akal dan hikmah, kedua adalah sungai kesantunan dan kasih sayang (rahmat).

Adapun sungai akal dan hikmah, yaitu sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT, 
 
                  وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
 
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (Al-Qalam [68]: 4) 

Sebab, ayat ini disampaikan sebagai sanggahan terhadap kaum musyrikin yang menuduh beliau SAW sebagai orang gila. Maka Allah SWT menyatakan bahwa beliau memiliki akhlak yang luhur dan sekaligus sebagai indikasi terbesar bagi kesempurnaan dan kekokohan akal, kedalaman dan kemantapan pemikiran. Dan firman Allah SWT, 

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ

"Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Âli 'Imrân [3]: 164)

Adapun sungai kesantunan dan kasih sayang, yaitu sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT, 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ    يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ    
        
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (Qs. Âli 'Imrân [3]: 159) 

Seluruh Akhlak kenabian merupakan cabang dari dua sungai yang memancar ini, lantas kehidupan pepohonan dan buah-buahnya yang lezat ditopang oleh keduanya.
Demikian, Rasulullah SAW pun menjelaskan posisi akhlak dalam agama Allah dan keterkaitannya dengan pengutusan beliau, yaitu dalam sabda beliau SAW, "Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Dan sabda beliau SAW, "Sesungguhnya aku diutus sebagai rahmat dan aku tidak diutus sebagai azab."

Menyeru pada jalan Allah dengan cara mencaci, menghina, mengumpat, mengedepankan kesukuan dan kelompok, bahkan mengeritisi ajaran Islam semua itu sangat tidak serasi dengan ajaran baginda Rasulullah SAW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar