Sumber akhlak kenabian yang agung memancarkan aliran dua sungai
yang deras dan melimpah. Pertama adalah sungai akal dan hikmah, kedua
adalah sungai kesantunan dan kasih sayang (rahmat).
Adapun sungai akal dan hikmah, yaitu sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (Al-Qalam [68]: 4)
Sebab,
ayat ini disampaikan sebagai sanggahan terhadap kaum musyrikin yang
menuduh beliau SAW sebagai orang gila. Maka Allah SWT menyatakan bahwa
beliau memiliki akhlak yang luhur dan sekaligus sebagai indikasi
terbesar bagi kesempurnaan dan kekokohan akal, kedalaman dan kemantapan
pemikiran. Dan firman Allah SWT,
لَقَدْ
مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولا مِنْ
أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ
"Sungguh,
Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah)
mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan
(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan
Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan
yang nyata." (QS. Âli 'Imrân [3]: 164)
Adapun sungai kesantunan dan kasih sayang, yaitu sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT,
فَبِمَا
رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ
الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka
berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu." (Qs. Âli 'Imrân [3]: 159)
Seluruh
Akhlak kenabian merupakan cabang dari dua sungai yang memancar ini,
lantas kehidupan pepohonan dan buah-buahnya yang lezat ditopang oleh
keduanya.
Demikian, Rasulullah SAW pun menjelaskan posisi
akhlak dalam agama Allah dan keterkaitannya dengan pengutusan beliau,
yaitu dalam sabda beliau SAW, "Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia." Dan sabda beliau SAW, "Sesungguhnya
aku diutus sebagai rahmat dan aku tidak diutus sebagai azab."
Menyeru
pada jalan Allah dengan cara mencaci, menghina, mengumpat,
mengedepankan kesukuan dan kelompok, bahkan mengeritisi ajaran Islam
semua itu sangat tidak serasi dengan ajaran baginda Rasulullah SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar