Sabtu, 20 Februari 2016

WAHABI MENGGONGGONG DENGAN UCAPAN NYA TENTANG AYAH NABI BUNDA NABI SAW ..(MAV~313)



Ibnu Asakir Meriwayatkan Dalam Tarikh-Nya, Salah Seorang Ahli Kitab Syam Dipercaya Memegang Salah Satu Jabatan Bani Umaiyah, Ia Menunjuk Seseorang Untuk Mengurus Kawasan Mananiah, Hal Itu Terdengar Oleh Umar Bin Abdul Aziz, Umar Bertanya, “Apa Yang Membuatmu Menunjuk Seseorang Untuk Mengurus Salah Satu Kawasan Milik Kaum Muslimin Di Mananiah?” Ia Menjawab, “Semoga Allah Memperbaiki Amirul Mukminin Dan Juga Saya, Toh Ayah Nabi SAW Orang Musyrik.” Umar Pun Berkata, “Ah,” Setelah Itu Diam Lalu Mengangkat Kepala Dan Berkata, “Akankah Aku Potong Lidah, Tangan, Kaki Dan Aku Tebas Lehernya?” Umar Bin Abdul Aziz Melanjutkan, “Jangan Menjabat Apapun Untukku Selama Hidupmu.”

                            

Saat Ini Tidak Sedikit Celaan Dan Hinaan Dialamatkan Kepada Kedua Orang Tua Al-Musthafa SAW, Seolah-Olah Hal Tersebut Menjadi Salah Satu Rukun Islam, Tanpa Itu Islam Tidak Sempurna, Mereka Berulang Kali Menyatakan Tentang Ayah Nabi Muhammad SAW Yang Disebut Dalam Riwayat Muslim Dari Anas, Ada Seseorang Bertanya Kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, Ayah Saya Di Mana?’ Rasulullah SAW Menjawab, ‘Di Neraka.’ Saat Orang Itu Pergi Rasulullah SAW Memanggil Kemudian Bersabda, ‘Sungguh Ayahku Dan Ayahmu Berada Di Neraka’.”



As-Suyuthi Menjelaskan, Redaksi Hadits “Sungguh Ayahku Dan Ayahmu Berada Di Neraka,” Tidak Disepakati Oleh Para Perawi. Matan Tersebut Hanya Disebut Oleh Hammad Bin Salamah Dari Tsabit Dari Anas. Inilah Sanad Hadits Riwayat Muslim.



Doa-Doa Ibrahim Untuk Keturunannya Dari Ismail,



رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ



 “Ya Tuhanku, Jadikanlah Negeri Ini (Mekah), Negeri Yang Aman, Dan Jauhkanlah Aku Beserta Anak Cucuku Daripada Menyembah Berhala-Berhala.” (QS. Ibrahim: 35) 



رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ



“Ya Tuhanku, Jadikanlah Aku Dan Anak Cucuku Orang-Orang Yang Tetap Mendirikan Shalat, Ya Tuhan Kami, Perkenankanlah Doaku.” (QS. Ibrahim: 40)



وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ



 “Dan (Lbrahim) Menjadikan Kalimat Tauhid Itu Kalimat Yang Kekal Pada Keturunannya Supaya Mereka Kembali Kepada Kalimat Tauhid Itu.” (QS. Az-Zukhruf: 28) Ini Menunjukkan Di Antara Keturunan Ibrahim Masih Ada Yang Bertahan Di Atas Iman. Anak-Anak Ismail Adalah Silsilah Keturunan Mulia Yang Terpilih, Cahaya Kenabian Beralih Dari Satu Orang Ke Yang Lain. Dengan Demikian Mereka Laik Sebagai Bagian Dari Keturunan Ibrahim Yang Disebut Dalam Doanya Di Atas.



Abu Hasan Al-Mawardi Menjelaskan Dalam Bukunya A’lam An-Nubuwwah, Allah SWT Menciptakan Rasul-Nya SAW Dari Pernikahan Terbaik, Menjaganya Dari Kotoran Perzinahan, Mengalihkan Dari Tulang-Tulang Punggung Suci Ke Rahim-Rahim Suci Pula. Ibnu Abbas Menafsirkan Firman Allah SWT, 



As-Suyuthi Menjelaskan, Perlu Diketahui Beberapa Hadits Dengan Redaksi Berbeda Namun Intinya Sama Menjelaskan Bahwa Ayah Dan Kakek Nenek Nabi SAW Suci Dari Kotoran Syirik Dan Kekafiran, Tidak Ada Di Antara Mereka Yang Kafir Karena Orang Kafir Tidak Laik Disebut Manusia Terbaik, Suci Atau Bersih, Orang Kafir Disebut Najis. Allah SWT Berfirman,



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ



“Hai Orang-Orang Yang Beriman, Sesungguhnya Orang-Orang Yang Musyrik Itu Najis.” (QS. At-Taubah: 28) Karena Itu Di Antara Kakek-Kakek Nabi SAW Tidak Ada Yang Musyrik. Nabi SAW Beralih Dari Tulang-Tulang Punggung Bersih Menuju Rahim-Rahim Yang Suci. Cahaya Beliau Terus Beralih Dari Ahli Shalat Ke Ahli Shalat Lain Seperti Yang Allah SWT Sampaikan,



الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (218) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ



“Yang Melihat Kamu Ketika Kamu Berdiri (Untuk Sembahyang), Dan (Melihat Pula) Perobahan Gerak Badanmu Di Antara Orang-Orang Yang Sujud.” (QS. Asy-Syu’ara`: 218-219)



 Yaitu Pergerakanmu Dalam Tulang-Tulang Punggung Suci, Dari Ayah Ke Ayah Hingga Allah SWT Menjadikanmu Seorang Nabi. Cahaya Kenabian Sudah Ada Di Tulang Punggung Kakek-Kakek Nabi SAW, Selanjutnya Kelahirannya Tidak Disertai Oleh Saudara Lain Karena Pilihan Berakhir Padanya Agar Nasabnya Yang Berujung Pada Kenabian Khusus Untuk Beliau SAW Dan Tidak Disertai Oleh Yang Lain. 



Penjelasan Di Atas Menunjukkan Silsilah Keturunan Nabi SAW Beriman.



UNTUK LEBIH JELAS BACA BUKU AYAH BUNDA NABI DI SURGA.

              AYAH BUNDA NABI DI SURGA.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar