Disebutkan dalam hadits muttafaq 'alaih, dari Aisyah ra., dari Nabi
saw, “Sesungguhnya Allah Maha Lembut, menyukai kelembutan dalam segala
persoalan.”
Muslim meriwayatkan dalam kitab
Shahihnya dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa terhalang dari kelembutan, ia terhalang
dari (seluruh kebaikan)’.”
Kelembutan yang
tertera dalam dua hadits ini bersifat umum dan menyeluruh, mencakup
kelembutan dalam bertutur kata, bertindak, memahami sesuatu, memahamkan
orang lain, dan lainnya. Inilah yang dimaksud sabda Nabi saw, “Aku
diutus dengan (membawa) agama murah hati dan lurus,” atau seperti yang
beliau sabdakan.
Seperti itu juga hadits
Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra., ia berkata, “Seorang badui kencing di
masjid, lalu orang-orang menghampirinya untuk memukulnya. Nabi saw
kemudian berkata, ‘Biarkan dia! Tuangkan satu ember atau satu gayung air
di atas kencingnya, karena kalian diutus untuk mempermudah, dan kalian
tidak diutus untuk mempersulit’.”
Karena itulah
disebutkan dalam hadits muttafaq 'alaih, dari Aisyah ra., “Tidaklah
Rasulullah saw diberi pilihan antara dua persoalan melainkan beliau
memilih yang paling mudah di antara keduanya selama bukan dosa.”
Berangkat
dari hadits ini, rahasia anjuran yang tertera dalam riwayat At-Tirmidzi
dan Ibnu Mas’ud dari Nabi saw berikut dapat dipahami; beliau bersabda,
“Maukah aku beritahukan kepada kalian siapa yang neraka diharamkan
baginya?! (Neraka) diharamkan bagi setiap orang yang dekat, lemah
lembut, dan ramah’.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar