Rabu, 07 Oktober 2015

SUMBER FITNAH DAN PABRIK TANDUK SETAN YG BERNAMA NAJED (M.A.V_313)



Al-Bukhari; diriwayatkan dari Umran bin Hushain ra., ia berkata,
جَاءَتْ بَنُو تَمِيمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبْشِرُوا يَا بَنِي تَمِيمٍ قَالُوا أَمَّا إِذْ بَشَّرْتَنَا فَأَعْطِنَا فَتَغَيَّرَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْبَلُوا الْبُشْرَى إِذْ لَمْ يَقْبَلْهَا بَنُو تَمِيمٍ قَالُوا قَدْ قَبِلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ

Bani Tamim mendatangi Rasulullah SAW. kemudian beliau bersabda, ‘Bergembiralah wahai Bani Tamim.’ Mereka bilang, ‘Kalau engkau memberi kami berita gembira, maka berilah kami (harta).’ Wajah Rasulullah SAW. berubah (karena marah), kemudian beberapa orang Yaman datang lalu nabi SAW. bersabda, ‘Terimalah berita gembira jika Bani Tamim tidak mau menerimanya.’ Bani Tamim kemudian berkata, ‘Kami terima, wahai Rasulullah’.”

            Abu Musa Al-Asy’ari adalah orang Yaman. Al-Bukhari memberi judul hadits di atas sebagai berikut; bab: kedatangan orang-orang Asy’ari dan penduduk Yaman. Abu Musa meriwayatkan dari nabi SAW. bersabda, beliau bersabda, “Mereka golonganku, dan aku juga berasal dari mereka.”

            Allah SWT. berfirman,
يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ

Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (QS. Al-Mâ`idah [5]: 54)

            Nabi SAW. bersabda, “Mereka adalah kaum orang ini.” beliau menepukkan tangan ke dada Abu Musa Al-As’yari ra.

            Syaikhul Islam Imam Tajuddin As-Subki rhu. menjelaskan, Al-Hafidz Ibnu Asakir dalam At-Tabyîn menyebutkan hadits-hadits terkait hal ini. Singkat katanya sebagai berikut; ulama kita menjelaskan, Nabi SAW. memberikan isyarat berita gembira untuk Abu Hasan Al-Asy’ari, seperti halnya Nabi SAW memberi berita gembira berupa isyarat untuk Abu Abdullah Asy-Syafi'i rhu. dalam hadits, “Seorang ahlul ilmi dari Quraisy memenuhi seluruh penjuru bumi dengan ilmu.” Berita gembira untuk Malik dalam hadits,

يُوشِكُ أَنْ يَضْرِبَ النَّاسُ أَكْبَادَ الْإِبِلِ يَطْلُبُونَ الْعِلْمَ فَلَا يَجِدُونَ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْ عَالِمِ الْمَدِينَةِ

Sudah hampir tiba masanya, orang-orang menunggangi unta (untuk mencari ilmu), mereka tidak menemukan seorang alim pun yang lebih pandai melebihi seorang alim dari Madinah.”

            Di antara para hafidz dan ahli hadits yang setuju dan sependapat dengan takwil di atas –maksudnya takwil terkait Imam Asy’ari- adalah Al-Hafidz Abu Bakar Al-Baihaqi seperti yang disampaikan oleh Yahya bin Fadhl Al-Umari dalam bukunya; diriwayatkan dari Makki dan Allam, Al-Hafidz Abu Qasim Ad-Dimasyqi mengabarkan kepada kami, Syaikh Abu Abdullah Muhammad bin Fadhl Al-Farawi mengabarkan kepada kami, Abu Bakar Ahmad bin Husain bin Ali Al-Baihaqi mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Sebagian imam kalangan pengikut Asy’ari menyebutkan matan hadits di atas kepadaku seperti yang disampaikan oleh Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al-Hafidz, Abu Abbas bin Ya’qub mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Marzuq bercerita kepada kami, Wahb bin Jarir dan Abu Amir Al-Aqadi bercerita kepada kami, keduanya berkata, “Saat turun ayat ini

يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ

Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (QS. Al-Mâ`idah [5]: 54)

            Nabi SAW. berisyarat menunjuk ke arah Abu Musa, beliau bersabda, “Mereka adalah kaum orang ini.”

            Al-Baihaqi menjelaskan, Imam Abu Hasan Al-Asy’ari memiliki keutamaan dan tingkatan mulia, karena beliau berasal dari kaum Abu Musa Al-Asy’ari dan keturunannya yang diberi ilmu dan pemahaman, mereka diberi keistimewaan memperkuat sunnah dan menghancurkan bid’ah dengan memperlihatkan hujah dan menampik syubhat.

Tepat jika Rasulullah SAW. mengisyaratkan kaum Abu Musa sebagai kaum yang dicintai Allah SWT. dan mereka juga cinta Allah SWT. karena Nabi SAW. tahu kebenaran agama dan keyakinannya yang kuat. Karena itu, siapapun yang mengikuti mereka dalam ilmu ushul, menafikan syubhat, berpijak pada kitab Allah SWT. dan sunnah Rasulullah SAW., ia termasuk dalam golongan mereka. Demikian penjelasan Al-Baihaqi.

            Imam Tajuddin As-Subki," Kemungkinan Rasulullah SAW menepuk dada Abu Musa Al-Asy’ari dalam kisah hadits di atas adalah sebagai isyarat kabar gembira untuk keturunannya yang kesembilan, yaitu Syaikh Abu Hasan.

Semoga kita selalu masuk dalam golongan pengikut para Imam yang telah di isyaratkan oleh Rasulullah SAW, bukan yg datang dari kota dimana Nabi SAW tidak mau mendoakan-nya, daerah sumber fitnah dan pabrik tanduk setan yg bernama Najed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar