Resep Agar Shalat Kita Bisa Khusyu'
"Seorang bertanya pada Sayyidil Habib Umar bin Hafidz, "Bagaimana
agar kita bisa khusyu'?"Sayyidil Habib Umar bin Hafidz menjawab: "
Seseorang di katakan khusyu' jika memenuhi 6 kriteria, yaitu:
1. (Hudurul Qolb) Hadirnya hati. hadirnya hati
harus di latih terus-menerus, bila hati kemana-mana paksa untuk kembali lagi,
Insya Allah , hati akan terbiasa hudhur
2. (Tafahhumul Ma'ani) Memahami arti atas apa
yang kita katakan dan kita sedang lakukan
3. (Al ijlal watta'dzhim ) Adanya rasa
mengagungkan dan memulyakan kepada Allah SWT. Terkadang kita hadir hati,
mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami
perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya
4. (Al ijlal watta'dzhim ma'al Haibah)
Hendaknya rasa memulyakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa haibah
(kewibawaan).Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Takut
sholat kita tidak di terima oleh Allah
5. ar-Roja': Kuatnya harapan bahwa sholat kita
di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada Allah serta
mengharapkan mendapat balasan yang agung
6. Haya': Adanya rasa malu bahwasannya kita
tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.
Kemudian Habib Umar mengatakan, "Jika
enam kriteria ini terdapat padamu maka sholatmu bisa di katakan sholat yang
khusyu'."Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita sehingga bisa
mengamalkan resep yang ada di atas ini.Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyu' dalam sholat.
Aamiin
Wallahu a'lam
"Allahumma Sholli alaa Ruuhi Sayyidina
Muhammadin fil arwah, wa 'ala Jasadihi filajsaadi, wa alaa Qabrihi
filqubuuri"
upaya terahir syetan menyesatkan manusia
Sudah menjadi kehendak Allah sejak zaman azali
bahwa iblis dan bala tentaranya para syaitan menjadi musuh manusia.
Musuh dalam arti hakiki, yang akan
menyengsarakan manusia dalam kehidupan yang sebenarnya, kehidupan akhirat yang
kekal abadi.
Tetapi dalam kehidupan dunia yang sementara
ini, jika kita tidak waspada dan hati-hati, bisa jadi syaitan menjadi teman dan
sahabat-sahabat kita yang sangat membantu, mendukung dan memudahkan kehidupan
kita sehari-harinya.
Baik syaitan dari kalangan jin ataupun
manusia, baik dengan jalan yang nyata ataupun yang ghaib. Tidak
tanggung-tanggung, upaya syaitan untuk menyesatkan ini dilakukan hingga titik
terakhir kehidupan manusia, yakni ketika sakaratul maut.
Ketika manusia sedang menghadapi sakaratul maut,
salah satu kesulitan atau kesakitan yang dihadapi adalah rasa haus yang tidak
tertahankan sehingga seolah-olah membakar hati, tidak hanya rasa haus secara
fisik, tetapi bisa juga yang bersifat ghaib.
Mungkin orang-orang yang menjaga di sekitarnya
telah memberinya minuman, tetapi rasa haus tidak serta-merta hilang.
Dalam keadaan seperti inilah biasanya syaitan
datang membawa minuman yang tampak sangat menggoda dan menyegarkan, khususnya
terhadap kaum muslimin, terlebih kaum mukminin yang keimanannya sangat kuat.
Sungguh mereka (para syaitan) itu sangat tidak
rela jika seseorang itu meninggal dengan memperoleh keridhaan Allah.
Pada puncak kehausan yang seolah tidak
tertahankan itu, syaitan akan datang dengan satu gelas minuman yang sangat
segar, dan ia berdiri di sisi kepala seorang mukmin.
Sang mukmin yang tidak menyadari kalau ia
adalah syaitan, akan berkata,
“Berilah aku air itu!!”
Syaitan berkata,
“Baiklah, tetapi katakan terlebih dahulu bahwa
dunia ini tidak ada yang menciptakan, maka aku akan memberikan air ini
kepadamu!!”
Dalam riwayat lain disebutkan, syaitan akan
berkata,
“Tinggalkanlah agamamu ini, dan katakan bahwa
Tuhan itu ada dua, maka engkau akan selamat dari kepedihan sakaratul maut
ini!!”
Jika ia mempunyai keimanan yang cukup kokoh,
ia akan menyadari kalau sosok pembawa air itu adalah syaitan, maka ia akan
berpaling.
Tetapi syaitan tidak berhenti dan putus asa,
ia akan berdiri di arah kakinya dengan penampilan yang lain, masih dengan
membawa minuman yang amat segar menggoda.
Sang mukmin yang masih dilanda kehausan akan
berkata kepadanya,
“Berilah aku minuman itu!!”
Syaitan dalam penampilan lain itu berkata,
“Baiklah, tetapi katakanlah bahwa Muhammad
(Rasulullah SAW) itu adalah seorang pendusta, maka aku akan memberikan air ini
kepadamu!!”
Setelah mendengar jawaban seperti itu, sang
mukmin akan menyadari kalau syaitan tidak akan berhenti menggodanya hingga
terlepas imannya.
Maka ia akan bersabar dalam kehausan yang
seakan membakar hati itu dan tidak akan meminta lagi. Ia akan menyibukkan diri
dengan mengingat Allah memohon pertolongan dan keselamatan dari sisi-Nya.
Suatu kisah tentang seorang guru dan ulama
yang sangat zuhud bernama Abu Zakaria, ketika sedang sakaratul beberapa orang
sahabat dan muridnya menunggui beliau.
Ketika Abu Zakaria tampak dalam kepayahan,
seorang sahabatnya mengajarkan kalimat thayyibah,
“Katakanlah : Laa ilaaha illallaah!!”.
Tetapi di luar dugaan, Abu Zakaria memalingkan
wajahnya. Sahabat di sisi lainnya juga berkata,
“Katakanlah Laa ilaaha illallaah!!”
Lagi-lagi Abu Zakaria memalingkan wajah,
bahkan ketika untuk ke tiga kalinya mereka memintanya membaca kalimat
Thayyibah, Abu Zakaria berkata,
“Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu!!”
Setelah itu ia jatuh pingsan. Para sahabat dan
murid-muridnya menangis sedih melihat keadaan itu, sungguh mereka tidak
mengerti mengapa hal itu bisa terjadi?
Tetapi satu jam kemudian Abu Zakaria siuman
dalam keadaan yang lebih segar. Ia berkata kepada sahabatnya,
“Apakah tadi kalian mengucapkan sesuatu kepadaku!?”
“Benar, tiga kali kami meminta engkau membaca
syahadat, tetapi dua kali engkau berpaling dan ke tiga kalinya engkau berkata :
"Aku tidak akan mengucapkannya!! Karena
itulah kami jadi bersedih!!”
Abu Zakaria berkata,
“Sikap dan perkataanku itu bukanlah kutujukan
kepada kalian…”
Kemudian Abu Zakaria menceritakan kalau Iblis
telah mendatanginya dengan membawa semangkuk air yang tampak sangat segar,
sementara ia merasa sangat hausnya.
Iblis berdiri di sisi kanannya sambil
menggerakkan mangkuknya sehingga kesegaran air itu makin menggoda, dan berkata,
“Tidakkah engkau membutuhkan air??”
Ia tidak menjawab, tetapi matanya tidak bisa
menyembunyikan rasa haus, dan tertariknya dengan kesegaran air itu, maka iblis
berkata lagi,
“Katakanlah bahwa Isa adalah anak Allah!!”
Abu Zakaria berpaling dari iblis, yang saat
itu bersamaan dengan sahabatnya yang meminta ia mengucap kalimat thayyibah
untuk pertama kalinya.
Tetapi iblis masih menghampiri dari arah yang
lain, dan berdiri di dekat kakinya sambil mengatakan seperti sebelumnya. Maka
ia berpaling lagi, yang bersamaan dengan sahabatnya yang memintanya membaca
kalimat Thayyibah untuk ke dua kalinya.
Belum putus asa juga, iblis menghampiri lebih
dekat dengan bujuk rayunya yang memikat, mengiming-iminginya dengan minuman
yang begitu segarnya, sambil berkata,
“Katakanlah bahwa Allah itu tidak ada!!”
Maka dengan tegas Abu Zakaria berkata,
“Aku tidak akan mengatakannya!!”
Saat yang bersamaan, sahabatnya sedang meminta
dia mengucapkan kalimat thayyibah itu untuk yang ke tiga kalinya.
Abu Zakaria mengakhiri penjelasannya,
“Seketika itu mangkok yang dibawa iblis jatuh
dan pecah berantakan, kemudian ia lari terbirit-birit.
Tetapi rasa haus itu begitu menggigit dan
tidak tertahankan sehingga aku jatuh pingsan. Jadi, sikap dan perkataanku itu
bukan untuk kalian, tetapi untuk menolak iblis.
Dan sekarang kalian saksikan semua :
Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu
anna muhammad ar rasuulullaah!!”
Hanya saja, ini tidak terjadi pada semua
orang. Ada yang mengalami kejadian demikian dan ada yang tidak mengalami. Setidaknya ini menjadi lampu kuning bagi kita
akan bahaya sakaratul maut. Karena yang menentukan status manusia adalah ujung
hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا
“Nilai amal, dintentukan keadaan akhirnya.”
(HR. Bukhari, Turmudzi dan yang lainnya)
Dan itu semua meruapakan fitnah mahya wal
mamat (ujian hidup dan mati).
Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari ujian yang
mengerikan ini.
Dari Abu Hurairahradhiallahu ‘anhu, bahwa
ketika tasyahud akhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan
kepada Allah dari empat hal, beliau membaca,
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ،
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka, dari adzab kubur,
dari ujian hidup dan mati, dan dari keburukan ujian masih dajjal.”
(HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya)
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan
khusnul khotimah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar