Rabu, 07 Oktober 2015

RESEP SHALAT KHUSYU` AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ



Resep Agar Shalat Kita Bisa Khusyu' "Seorang bertanya pada Sayyidil Habib Umar bin Hafidz, "Bagaimana agar kita bisa khusyu'?"Sayyidil Habib Umar bin Hafidz menjawab: " Seseorang di katakan khusyu' jika memenuhi 6 kriteria, yaitu:
1. (Hudurul Qolb) Hadirnya hati. hadirnya hati harus di latih terus-menerus, bila hati kemana-mana paksa untuk kembali lagi, Insya Allah , hati akan terbiasa hudhur
2. (Tafahhumul Ma'ani) Memahami arti atas apa yang kita katakan dan kita sedang lakukan
3. (Al ijlal watta'dzhim ) Adanya rasa mengagungkan dan memulyakan kepada Allah SWT. Terkadang kita hadir hati, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya
4. (Al ijlal watta'dzhim ma'al Haibah) Hendaknya rasa memulyakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan).Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Takut sholat kita tidak di terima oleh Allah
5. ar-Roja': Kuatnya harapan bahwa sholat kita di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada Allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung
6. Haya': Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.

Kemudian Habib Umar mengatakan, "Jika enam kriteria ini terdapat padamu maka sholatmu bisa di katakan sholat yang khusyu'."Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita sehingga bisa mengamalkan resep yang ada di atas ini.Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyu' dalam sholat.
 Aamiin Wallahu a'lam
"Allahumma Sholli alaa Ruuhi Sayyidina Muhammadin fil arwah, wa 'ala Jasadihi filajsaadi, wa alaa Qabrihi filqubuuri"
upaya terahir syetan menyesatkan manusia

Sudah menjadi kehendak Allah sejak zaman azali bahwa iblis dan bala tentaranya para syaitan menjadi musuh manusia.

Musuh dalam arti hakiki, yang akan menyengsarakan manusia dalam kehidupan yang sebenarnya, kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Tetapi dalam kehidupan dunia yang sementara ini, jika kita tidak waspada dan hati-hati, bisa jadi syaitan menjadi teman dan sahabat-sahabat kita yang sangat membantu, mendukung dan memudahkan kehidupan kita sehari-harinya.

Baik syaitan dari kalangan jin ataupun manusia, baik dengan jalan yang nyata ataupun yang ghaib. Tidak tanggung-tanggung, upaya syaitan untuk menyesatkan ini dilakukan hingga titik terakhir kehidupan manusia, yakni ketika sakaratul maut.

Ketika manusia sedang menghadapi sakaratul maut, salah satu kesulitan atau kesakitan yang dihadapi adalah rasa haus yang tidak tertahankan sehingga seolah-olah membakar hati, tidak hanya rasa haus secara fisik, tetapi bisa juga yang bersifat ghaib.

Mungkin orang-orang yang menjaga di sekitarnya telah memberinya minuman, tetapi rasa haus tidak serta-merta hilang.

Dalam keadaan seperti inilah biasanya syaitan datang membawa minuman yang tampak sangat menggoda dan menyegarkan, khususnya terhadap kaum muslimin, terlebih kaum mukminin yang keimanannya sangat kuat.

Sungguh mereka (para syaitan) itu sangat tidak rela jika seseorang itu meninggal dengan memperoleh keridhaan Allah.

Pada puncak kehausan yang seolah tidak tertahankan itu, syaitan akan datang dengan satu gelas minuman yang sangat segar, dan ia berdiri di sisi kepala seorang mukmin.

Sang mukmin yang tidak menyadari kalau ia adalah syaitan, akan berkata,
“Berilah aku air itu!!”

Syaitan berkata,
“Baiklah, tetapi katakan terlebih dahulu bahwa dunia ini tidak ada yang menciptakan, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”

Dalam riwayat lain disebutkan, syaitan akan berkata,
“Tinggalkanlah agamamu ini, dan katakan bahwa Tuhan itu ada dua, maka engkau akan selamat dari kepedihan sakaratul maut ini!!”

Jika ia mempunyai keimanan yang cukup kokoh, ia akan menyadari kalau sosok pembawa air itu adalah syaitan, maka ia akan berpaling.

Tetapi syaitan tidak berhenti dan putus asa, ia akan berdiri di arah kakinya dengan penampilan yang lain, masih dengan membawa minuman yang amat segar menggoda.
Sang mukmin yang masih dilanda kehausan akan berkata kepadanya,
“Berilah aku minuman itu!!”

Syaitan dalam penampilan lain itu berkata,
“Baiklah, tetapi katakanlah bahwa Muhammad (Rasulullah SAW) itu adalah seorang pendusta, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”

Setelah mendengar jawaban seperti itu, sang mukmin akan menyadari kalau syaitan tidak akan berhenti menggodanya hingga terlepas imannya.

Maka ia akan bersabar dalam kehausan yang seakan membakar hati itu dan tidak akan meminta lagi. Ia akan menyibukkan diri dengan mengingat Allah memohon pertolongan dan keselamatan dari sisi-Nya.


Suatu kisah tentang seorang guru dan ulama yang sangat zuhud bernama Abu Zakaria, ketika sedang sakaratul beberapa orang sahabat dan muridnya menunggui beliau.

Ketika Abu Zakaria tampak dalam kepayahan, seorang sahabatnya mengajarkan kalimat thayyibah,
“Katakanlah : Laa ilaaha illallaah!!”.

Tetapi di luar dugaan, Abu Zakaria memalingkan wajahnya. Sahabat di sisi lainnya juga berkata,
“Katakanlah Laa ilaaha illallaah!!”

Lagi-lagi Abu Zakaria memalingkan wajah, bahkan ketika untuk ke tiga kalinya mereka memintanya membaca kalimat Thayyibah, Abu Zakaria berkata,
“Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu!!”

Setelah itu ia jatuh pingsan. Para sahabat dan murid-muridnya menangis sedih melihat keadaan itu, sungguh mereka tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi?

Tetapi satu jam kemudian Abu Zakaria siuman dalam keadaan yang lebih segar. Ia berkata kepada sahabatnya,
“Apakah tadi kalian mengucapkan sesuatu kepadaku!?”

“Benar, tiga kali kami meminta engkau membaca syahadat, tetapi dua kali engkau berpaling dan ke tiga kalinya engkau berkata :
"Aku tidak akan mengucapkannya!! Karena itulah kami jadi bersedih!!”

Abu Zakaria berkata,
“Sikap dan perkataanku itu bukanlah kutujukan kepada kalian…”

Kemudian Abu Zakaria menceritakan kalau Iblis telah mendatanginya dengan membawa semangkuk air yang tampak sangat segar, sementara ia merasa sangat hausnya.

Iblis berdiri di sisi kanannya sambil menggerakkan mangkuknya sehingga kesegaran air itu makin menggoda, dan berkata,
“Tidakkah engkau membutuhkan air??”

Ia tidak menjawab, tetapi matanya tidak bisa menyembunyikan rasa haus, dan tertariknya dengan kesegaran air itu, maka iblis berkata lagi,
“Katakanlah bahwa Isa adalah anak Allah!!”

Abu Zakaria berpaling dari iblis, yang saat itu bersamaan dengan sahabatnya yang meminta ia mengucap kalimat thayyibah untuk pertama kalinya.

Tetapi iblis masih menghampiri dari arah yang lain, dan berdiri di dekat kakinya sambil mengatakan seperti sebelumnya. Maka ia berpaling lagi, yang bersamaan dengan sahabatnya yang memintanya membaca kalimat Thayyibah untuk ke dua kalinya.

Belum putus asa juga, iblis menghampiri lebih dekat dengan bujuk rayunya yang memikat, mengiming-iminginya dengan minuman yang begitu segarnya, sambil berkata,
“Katakanlah bahwa Allah itu tidak ada!!”

Maka dengan tegas Abu Zakaria berkata,
“Aku tidak akan mengatakannya!!”

Saat yang bersamaan, sahabatnya sedang meminta dia mengucapkan kalimat thayyibah itu untuk yang ke tiga kalinya.

Abu Zakaria mengakhiri penjelasannya,
“Seketika itu mangkok yang dibawa iblis jatuh dan pecah berantakan, kemudian ia lari terbirit-birit.
Tetapi rasa haus itu begitu menggigit dan tidak tertahankan sehingga aku jatuh pingsan. Jadi, sikap dan perkataanku itu bukan untuk kalian, tetapi untuk menolak iblis.
Dan sekarang kalian saksikan semua :
Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammad ar rasuulullaah!!”

Hanya saja, ini tidak terjadi pada semua orang. Ada yang mengalami kejadian demikian dan ada yang tidak mengalami.  Setidaknya ini menjadi lampu kuning bagi kita akan bahaya sakaratul maut. Karena yang menentukan status manusia adalah ujung hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

Nilai amal, dintentukan keadaan akhirnya.”
(HR. Bukhari, Turmudzi dan yang lainnya)

Dan itu semua meruapakan fitnah mahya wal mamat (ujian hidup dan mati).
Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari ujian yang mengerikan ini.

Dari Abu Hurairahradhiallahu ‘anhu, bahwa ketika tasyahud akhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal, beliau membaca,

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka, dari adzab kubur, dari ujian hidup dan mati, dan dari keburukan ujian masih dajjal.”
(HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya)

Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan khusnul khotimah..


terdapat hikmah dan kisah yg hampir sama walau ada sedikit perbedaan baik nama atau kisahnya dalam Tadzkirah Al-Qurthubi, Hal. 33, dinukil dari Al-Yaumul Akhir I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar