Sumber kitab Tahdziru alikhwan karya Imam Zen
bin Ibrahim bin Sumaith.
Abu Qasim Al-Junaid bin Muhammad, imam
kelompok tasawuf menuturkan, “Siapa yang tidak hafal Al-Qur'an dan tidak
menulis hadits, ia tidak patut menjadi teladan dalam tasawuf, sebab ilmu kami
terikat oleh Al-Qur'an dan sunnah.”
Ia juga
menuturkan, “Madzhab kami, yaitu tasawuf, terikat oleh asas-asas Al-Qur'an dan
sunnah. Ilmu kami dikuatkan oleh hadits Rasulullah SAW.” Ia juga berkata,
“Semua thariqat tertutup bagi manusia, kecuali siapapun yang meniti jejak
Rasulullah SAW.”
Abu
Hafsh menyatakan, “Baiknya etika lahiriah merupakan pertanda baiknya etika
batin, sebab nabi SAW. bersabda, ‘Andai hati orang ini khusyuk niscaya seluruh
anggota badannya khusyuk’.”
An-Nashr
Abadzi berkata, “Landasan tasawuf adalah berpedoman pada Al-Qur'an dan sunnah,
meninggalkan hawa nafsu, bid’ah, rukhshah dan berbagai macam takwil.”
Hafsh
menuturkan, “Siapapun yang tidak menimbang semua tutur kata dan kondisinya
setiap saat berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah serta tidak mengoreksi isi hati,
ia tidak termasuk dalam daftar nama-nama tokoh sufi.”
Abu
Abbas Ahmad bin Muhammad bin Sahal bin Atha berkata, “Barangsiapa menerapkan
etika-etika syariat pada dirinya, Allah SWT akan terangi hatinya dengan cahaya
makrifat.”
Mengingat
seperti itulah kondisi tasawuf, maka tidak ada alasan untuk dicela ataupun
dipungkiri, kecuali bagi mereka yang benar-benar terhalang untuk meraih
kebaikan, memiliki akidah menyimpang dan hina.
Semoga Allah SWT berkenan melindungi kita
semua dari hal-hal semacam ini, dan dari semua hal yang membuat Allah SWT
murka. Bagaimana orang-orang pilihan seperti mereka diingkari, padahal isi
kitab-kitab tulisan mereka sama sekali tidak bertentangan dengan syariat,
kisah-kisah hidup dan karamah mereka juga masyhur, perbuatan mereka baik
adanya.
Para penyimpang yang mengatas namakan tasawuf
lah yang merugikan dan merusak tasawuf dari dalam. Tasawuf menurut para Imam
adalah bukti ketaatan pada pada Allah dan Rasulullah SAW.
Jawaban Imam Abdullah al-Haddad Tentang Imam
Ali RA.
Salah seorang pengikut Zaidiyah bertanya
kepada Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, apa alasan kalian lebih mendahulukan
sahabat lain atas kakek kalian, Ali bin Abi Thalib?
Beliau
menjawab, Ali sendiri yang lebih mendahulukan sahabat lain, lebih mengedepankan
yang lain atas dirinya sendiri, karena itu kami juga mengedepankan dan
mendahulukan sahabat lain atas Ali bin Abi Thalib sebagai bentuk teladan.
Si
Zaidiyah bilang, “Ali melakukan hal itu untuk melindungi diri.” Imam Abdullah
bin Alawi Al-Haddad menjawab, kita tidak seperti Ali dalam hal kekuatan dan keberanian.
Jika memang Ali melakukan hal itu untuk melindungi diri, lalu siapa lagi yang
lebih kuat dan lebih berani dari Ali, toh kita semua saja bisa melindungi diri.
ILMU APA YG KITA PUNYA?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar