Selasa, 20 Oktober 2015

MEDIA TV DAN RADIO YANG KINI BANYAK MENJADI SARANG USTADZ PENDUSTA DAN PENCACI ULAMA M.A.V_313



Rupanya memang wahabi salafi adalah manusia paling dungu di permukaan dunia ini. Menyerang dengan bahasa yang menyakitkan adalah bentuk pembuktian ketaatan mereka pada Allah.

Hal yang mereka tidak ketahui pun mereka sampaikan dengan semangat yang membara. Mencium tangan orang saleh adalah suatu pelanggaran dalam agama kata salafi. Benarkah pendapat itu? mari kita simak hadits berikut. 

Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Arabi meriwayatkan, semuanya dari jalur sanad Yazid bin Abu Ziyad bahwa Abadurrahman bin Abu Laila bercerita kepadanya bahwa Ibnu Umar bercerita, ia berkata, 

كُنْتُ فِي سَرِيَّةٍ مِنْ سَرَايَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَاصَ النَّاسُ حَيْصَةً وَكُنْتُ فِيمَنْ حَاصَ فَقُلْنَا كَيْفَ نَصْنَعُ وَقَدْ فَرَرْنَا مِنْ الزَّحْفِ وَبُؤْنَا بِالْغَضَبِ ثُمَّ قُلْنَا لَوْ دَخَلْنَا الْمَدِينَةَ فَبِتْنَا ثُمَّ قُلْنَا لَوْ عَرَضْنَا أَنْفُسَنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنْ كَانَتْ لَهُ تَوْبَةٌ وَإِلَّا ذَهَبْنَا فَأَتَيْنَاهُ قَبْلَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ فَخَرَجَ فَقَالَ مَنْ الْقَوْمُ قَالَ فَقُلْنَا نَحْنُ الْفَرَّارُونَ قَالَ لَا بَلْ أَنْتُمْ الْعَكَّارُونَ أَنَا فِئَتُكُمْ وَأَنَا فِئَةُ الْمُسْلِمِينَ قَالَ فَأَتَيْنَاهُ حَتَّى قَبَّلْنَا يَدَهُ

“Suatu ketika aku berada dalam salah satu pasukan Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, kemudian seluruh pasukan melarikan diri termasuk aku salah satunya. Kami kemudian berkata, ‘Apa lagi yang akan kita lakukan, kita telah melarikan diri dalam peperangan dan kita telah kembali membawa murka (Allah)?’ setelah itu kami berkata, ‘Mari kita pulang ke Madinah lalu menghabiskan malam di sana.’ Kami berkata, ‘Mari kita menghadap Nabi shallahu alaihi wa sallam. Jika taubat kita diterima (itulah yang kita harapkan), jika tidak diterima, kita akan pergi.’ Kami kemudian mendatangi Nabi shallahu alaihi wa sallam sebelum shalat shubuh, beliau keluar lalu bertanya, ‘Siapa kalian?’ ‘Kami pasukan yang melarikan diri,’ jawab kami, kemudian beliau bersabda, ‘(Tidak, kalian tidak melarikan diri), tapi mundur untuk kembali lagi berperang, aku adalah golongan kalian dan aku adalah salah satu dari golongan pasukan kaum muslimin.’ Kami kemudian menghampiri beliau lalu kami cium tangan beliau’.” 

At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan.” Hadits ini juga diriwayatkan Sa’id bin Manshur, Ibnu Sa’d bin Abu Syaibah, Abd bin Humai, Ibnu Mundzir, Abu Syaikh, Ibnu Mardawaih, dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Imân dari Ibnu Umar.
Riwayat ini kuat dan tidak perlu di koreksi oleh al-bani yang bukan hafidz itu.

Adapun berjabat tangan dengan wanita, tidak seorang ulama Ahlusunnah pun yg membolehkan nya. Jangan campur aduk antara kasus dan keyakinan!!!

Sebanyak apapun orang Saudi yang meninum khamer dan berzina di puncak, kita tidak katakan bahwa wahabi salafi membolehkan hal itu.

Menuduh para kiyai senang di cium tangannya adalah keahlian wahabi membongkar hati orang.
Mereka menganggap itu simbol ke sombongan, jgn lupa sekalipun anda tidak di mau di cium krn wajah anda sulit senyum, namun merasa lebih baik dari orang lain itu juga kesombongan yang haram bahkan BID'AH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar