NUKIL DARI MUKADIMAH KITAB KARYA SYEKH TAREKAT
SYADILIYAH SYEKH MUHAMMAD ZAKI IBRAHIM.
Tasawuf syar’i adalah tasalluf islami, dan
tasalluf islami adalah tasawuf syar’i. Secara prinsip, keduanya sama sekali
tidak berbeda karena dakwah mendasar keduanya adalah Al-Qur'an dan hadits
shahih dari Rasulullah saw.
Bagi yang mengamati sanad para perawi hadits,
setiap kali menemukan seorang perawi, sanadnyanya tentu terhubung dengan para
pemimpin sufi dan para ahli hadits yang merupakan tiang penopang salafiyah.
Perbedaan yang mengemuka antara sufiyah dan
salafiyah semata dipicu oleh permainan politik lama dan memanfaatkan agama demi
kepentingan kerajaan dan kekuasaan. Selanjutnya permainan ini diberi nuansa
agama palsu.
Seiring perkembangan zaman, sejumlah
penyimpangan menyusup ke dalam ranah sufi sehingga dikuasai oleh salafi palsu.
Ketika kita membersihkan tasawuf dari penyusupan dan membersihkan tasalluf dari
perilaku gegabah, serampangan, kurang perhitungan, dan sikap tidak tahu malu,
tentu kita tidak akan menemukan perbedaan di antara keduanya.
Hanya saja kami membedakan antara salafi palsu
dan tasawuf palsu.
Seperti
yang telah kami tegaskan sebelumnya, secara prinsip tidak ada bedanya antara
tasalluf dan tasawuf karena setiap sufi secara prinsip adalah salafi dan
mungkin tidak sebaliknya. Sementara salafi palsu adalah sikap kurang
perhitungan dan tidak tahu malu yang menukil hukum-hukum haram dan halal dalam
keimanan dan kesyirikan, menghukum seluruh ahli kiblat telah keluar dari Islam,
dan tidak menyisakan seorang muslim pun dari kalangan pendahulu maupun yang
muncul kemudian, baik dari kalangan ulama, penguasa, wali, ataupun yang lain.
Mereka
ini hanya membahas segala persoalan dari sisi kelamnya saja sehingga mengoyak
habis umat ini. Entah tahu atau tidak, mereka telah mempermudah jalan bagi
misionaris dan imperialisme, melucuti sejarah Islam dari segala kemuliaan dan
keutamaan, menyibukkan umat dengan hal-hal tidak berguna yang diperselisihkan,
menyibukkan umat dari bahaya atheisme, dekadensi moral dan kerusakan yang
disepakati harus dilawan.
Selanjutnya mereka juga menghancurkan segala
bangunan besar dan agung selama tidak dibangun orang salafi sungguhan ataupun
salafi palsu.
Fakta menunjukkan, salafi palsu membela
propaganda politik tertentu, menyeru menuju tujuan-tujuan yang mendalam dan
sarat makar. Karena alasan ini dan juga alasan-alasan lain, kami melawan salafi
palsu seperti halnya kami melawan sufi palsu demi kepentingan dakwah, agama,
nasionalisme, dan tujuan-tujuan luhur kami.
SEMUA AJARAN NABI MUHAMMAD SAW KAMI TERIMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar