Abu Qasim Al-Junaid bin Muhammad, imam kelompok
tasawuf menuturkan, “Siapa yang tidak hafal Al-Qur'an dan tidak menulis hadits,
ia tidak patut menjadi teladan dalam tasawuf, sebab ilmu kami terikat oleh
Al-Qur'an dan sunnah.”
Ia juga
menuturkan, “Madzhab kami, yaitu tasawuf, terikat oleh asas-asas Al-Qur'an dan
sunnah. Ilmu kami dikuatkan oleh hadits Rasulullah SAW.” Ia juga berkata,
“Semua thariqat tertutup bagi manusia, kecuali siapapun yang meniti jejak
Rasulullah SAW.”
Abu
Hafsh menyatakan, “Baiknya etika lahiriah merupakan pertanda baiknya etika
batin, sebab nabi SAW. bersabda, ‘Andai hati orang ini khusyuk niscaya seluruh
anggota badannya khusyuk’.”
An-Nashr
Abadzi berkata, “Landasan tasawuf adalah berpedoman pada Al-Qur'an dan sunnah,
meninggalkan hawa nafsu, bid’ah, rukhshah dan berbagai macam takwil.”
Hafsh
menuturkan, “Siapapun yang tidak menimbang semua tutur kata dan kondisinya
setiap saat berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah serta tidak mengoreksi isi hati,
ia tidak termasuk dalam daftar nama-nama tokoh sufi.”
Abu
Abbas Ahmad bin Muhammad bin Sahal bin Atha berkata, “Barangsiapa menerapkan
etika-etika syariat pada dirinya, Allah SWT akan terangi hatinya dengan cahaya
makrifat.”
Mengingat
seperti itulah kondisi tasawuf, maka tidak ada alasan untuk dicela ataupun
dipungkiri, kecuali bagi mereka yang benar-benar terhalang untuk meraih
kebaikan, memiliki akidah menyimpang dan hina.
Semoga Allah SWT berkenan melindungi kita
semua dari hal-hal semacam ini, dan dari semua hal yang membuat Allah SWT
murka. Bagaimana orang-orang pilihan seperti mereka diingkari, padahal isi
kitab-kitab tulisan mereka sama sekali tidak bertentangan dengan syariat,
kisah-kisah hidup dan karamah mereka juga masyhur, perbuatan mereka baik
adanya.
Para penyimpang yang mengatas namakan tasawuf
lah yang merugikan dan merusak tasawuf dari dalam. Tasawuf menurut para Imam
adalah bukti ketaatan pada pada Allah dan Rasulullah SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar